Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pecah Berkeping-keping

Tuhan
Apakah ini akhir dari segalanya ?
Apakah ini jawaban atas semua doa-doa ku?
Mungkin tidak
Aku yakin bukan ini yang kau inginkan
Aku yakin ada maksud lain dibalik ini semua
Mungkin ini hanya langkah awal untuk sebuah kesuksesan

Tuhan
Inilah diriku sebenarnya
Hanya seorang gadis yang menunggu datangnya kilauan cahaya
Cahaya yang menerangi gelapnya hati disaat gundah

Semua harapan terputus sudah dimakan oleh keputusasaan
Hati ini tergores disayat kebimbangan
Tak ada lagi kegembiraan
Tak ada lagi canda dan tawaan
Saat ini hanya ada kesedihan

Tuhan
Aku bersyukur saat ini
Tak ada kesuksesan jika tidak ada sebuah kegagalan
Nilai bukanlah menjadi tolak ukur untuk sebuah kesuksesan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta di ujung waktu

Cinta yang selalu membuat otakku berputar dengan segala problematika keadaan yang menuntut otakku mengendalikan setiap perasaanku. Melukis bara cinta dalam perasaan tak akan pernah sulit,namun bara itu harus kuat menantang tiap tetes nafsu yang mengejar ketidak berdayaanku.



Aku terpesona pada titik awal cinta,bara nya begitu menggebu. Sampai setiap debu perlahan tapi pasti menutupi setiap permukaan mata batinku yang seharusnya terhampar luas untuk Kekasih Sejatiku. Benar,jika hubungan antara dua makhluk Allah yaitu laki-laki dan waita mempunyai hal yang begitu kompleks dan sangat rumit,ini karna keduanya mengharapkan cinta hanya sekedarnya bukan terpatri karna Allah.



Cinta ini tertaklukkan pada pesonanya pesona Aisyah dan Nabi Muhammad Shallallah Alahi Wasallam,mereka tegak erat dalam Cinta Misi( ikut selogannya Ustad Anis Matta ). Misi mereka terikat kuat pada Allah Azza Wa Jalla. Pesona ini lah yang terpancar dalam jiwa Aisyah,maka selisih umur tak menghalangi cinta masuk pada jiwa Rasulullah Alaihi Wasallam.



Pesona bukan lah datang dari sebuah ketampanan ,kecantikan atau pun sebuah harta semata. Pesona itu akan datang dengan sendirinya ketika kemampuan setiap insan untuk mengolah cinta.



Aku ingin setiap ku mencintai,aku hanya ingin memberi dan memberi. Namun hati ini kadang memberontak ku,permintaan balasan untuk di cintai tak pudar. Meski ku tahu,saat ku memberi belum tentu aku mendapatkan kembali balasannya. Ini lah yang membuatku kadang merasa tak berarti.



Namun ku belajar pada cinta misi,memang tidak mudah. Karna mata ini telah di butakan pada cinta yang di hiasai begitu indah oleh nafsu. Aku belajar pada Umar bin Khaththab ketika dia berkata pada Rasulullah Alaihi Wasallam “ Aku mencintaimu yaa Rasulullah sama dengan aku mencintai diriku sendiri “,namun jawab Rasulullah “ Tidak yaa Umar,engkau harus mencintaiku lebih dari dirimu sendiri “,umar pun kembali berkata “ Yaa Rasulullah,aku akan mecintaimu melebihi diri ku sendiri “.



Betapa mudahnya Umar mengganti cintanya. Tidak..tidak hanya di perkataannya saja. Cinta itu berkembang menjadi laku. Betapa gagahnya Umar ketika membela Rasulullah Alaihi Wasallam dan menegakkan panji-panji Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sungguh aku belajar padanya,betapa mudah hati dan jiwanya berperang dengan nafsu.



Cinta di akhir waktu lah yang akan menentukan. Apakah cinta yang hakiki atau cinta yang berselimut nafsu yang akan menang ??Atau kah harus menunggu akhir waktu ketika ajal semakin mendekat semua akan berubah ??



Cinta adalah ruang besar tanpa batas. Semua cinta harus tersusun secara proposional. Namun semua cinta berkiblat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Segeralah rubah cintamu pada cinta yang sebenar-benarnya cinta,jangan menanti sampai di ujung waktu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS